Youth Village Bulujowo: Kunjungan Batik Tulis Emy Tuban

  • Mar 14, 2024
  • Bulujowo

Bulujowo-Bancar (13/3). Pada tanggal 6 Maret 2024, Komunitas Youth Village Bulujowo melaksanakan kunjungan ke Gallery Batik Tulis Emy Tuban. Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan anggota komunitas tentang seni batik tulis, salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai dan keindahan.

Kunjungan dimulai dengan sesi wawancara langsung dengan penerus Batik Tulis Emy Tuban, Mas Dony. Dalam wawancara ini, anggota komunitas memiliki kesempatan untuk mendapatkan insight tentang sejarah, teknik, dan makna di balik proses pembuatan batik tulis. Mas Dony dengan ramah dan antusias berbagi pengalaman serta pengetahuannya kepada para peserta kunjungan.

“Di Batik tulis Emy ini semua batik jenisnya tulis manual, bukan cap,” ungkap Mas Dony, Penerus Batik Tulis Emy.

Proses membatik di Gallery Batik Tulis Emy ini dimulai dengan:

  1. Menggambar di Kain: Proses awal pembuatan batik adalah menggambar pola pada kain. Ada dua cara yang umum digunakan, yaitu dengan pola (ngelowong) dan tanpa pola (nglengkreng).
  2. Isen-isen: Tahap ini merupakan proses pengisian seperti pola ceceg, sawut, dan proses “ditembok”. Isen-isen merupakan tahapan penting dalam proses membatik yang memerlukan keterampilan dan ketelatenan.

Menurut penuturan Mas Dony, sejarah berdirinya Batik Tulis Emy dimulai dari keahlian sang nenek dalam membuat batik untuk dipakai sendiri. Kemudian sang ibu memiliki ide untuk memasarkannya, hingga batik tulis Emy akhirnya dikenal luas.

Untuk menjaga keberlangsungan batik tulis Emy, ada beberapa hal yang terus dilakukan, seperti:

  1. Menjaga kualitas, mulai dari proses pembatikan hingga hasil akhirnya. Salah satu yang menjadi andalan adalah batik dengan Teknik dua sisi.
  2. Pemilihan pewarna yang tidak mudah luntur, menjadikan batik ini tahan lama dan berkualitas.

Di Galeri Batik Tulis Emy, tersedia berbagai jenis batik yang menarik perhatian:

  1. Batik perkembangan dengan pewarna sintetis naptol dan indigasol, yang merupakan inovasi dari batik klasik dengan menggunakan pewarna modern.
  2. Batik perkembangan dengan pewarnaan alami, menggunakan bahan-bahan alami seperti kulit pohon, daun pohon, dan akar pohon.
  3. Batik Sogan, sebuah jenis batik yang memiliki hanya tiga warna utama, yaitu cokelat, hitam, dan biru, memberikan kesan klasik namun elegan.

Setelah sesi wawancara, komunitas Youth Village Bulujowo langsung terlibat dalam praktik pembuatan batik tulis. Di bawah bimbingan langsung dari para ahli batik, anggota komunitas belajar secara langsung tentang teknik-teknik dasar pembuatan batik tulis, mulai dari menggambar pola hingga proses mewarnai dengan canting.

"Kunjungan ini sungguh inspiratif bagi kami sebagai anggota komunitas Youth Village Bulujowo. Kami tidak hanya belajar tentang teknik pembuatan batik tulis, tetapi juga merasakan keindahan dan kedalaman seni budaya yang tersimpan di dalamnya," ungkap Afifah, Ketua Divisi Smart Education, Society, and Culture Komunitas Youth Village Bulujowo.

Kegiatan kunjungan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan anggota komunitas tentang seni batik tulis, tetapi juga memperkuat rasa kebanggaan akan warisan budaya Indonesia. Diharapkan, pengalaman yang didapat dari kunjungan ini akan menjadi motivasi bagi anggota komunitas untuk terus melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia di masa mendatang.